STUDIUM GENERALE ““FOREST BIOMASS ESTIMATION METHODS”

Tondo (13/09). Fakultas Kehutanan mengadakan Studium General dengan tema “Forest Biomass Estimation Methods” di Gedung C Lantai 3 Pascasarjana UNTAD (Selasa, 13/09/2022). Kegiatan tersebut mendatangkan dua narasumber, yakni Prof. Dr. Christoph Kleinn (Faculty of Forest Science and Ecology Goettingen University, Germany) dan Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M. Agr (Fakultas Kehutanan dan Lingkungan IPB University).

Kegiatan tersebut dilakukan secara hybrid, dimana jumlah peserta 347 yang terdiri dari perwakilan Kementerian LHK baik pusat dan daerah, Dinas Kehutanan Provinsi dan beberapa KPH di Sulawesi Tengah, mahasiswa jenjang S-1 hingga S-3 memiliki antusiasme yang begitu tinggi terhadap Studium Generale ini.

Dr. Ir. Golar, S.Hut., M.Si selaku Dekan Fakultas Kehutanan, memberikan apresiasi setinggi-tingginya terhadap kinerja panitia dalam menyukseskan kegiatan ini. Tak luput pula, Beliau menyampaikan kegiatan ini akan memberikan manfaat yang begitu besar bagi mahasiswa kehutanan khususnya, karena pemateri dengan segudang perbendaharaan pengalaman dan pengetahuan dibidang penginderaan jauh akan memberi rangsangan yang membangun kepada mahasiswa.

Kegiatan ini dilakukan secara paralel dimana, pemateri pertama disampaikan oleh Prof. Christoph Kleinn dengan tema “Improving the estimation of forest above-ground biomass through a novel variation of plot design – introducing the concept of the horizontal biomass distribution (HBD) in forests”. Dalam paparannya, Prof. Kleinn memberikan informasi baru kepada peserta bahwa saat ini beliau sedang mengembangkan metode penghitungan biomassa dengan pendekatan Horizontal Biomass Distribution (HBD).

Selanjutnya, materi kedua dilanjutkan oleh Prof. Dr. Ir. I Nengah Surati Jaya, M.Agr dengan tema “The opportunities and challenges of using very high spatial-resolution satellite imagery in estimating stand biomass for the management unit scale”.  Prof. I Nengah membahas tantangan dan peluang penggunaan spasial dengan resolusi tinggi guna mendukung program pemerintah terbaru, yakni FOLU Net Sink 2030.